Tentunya kita semua sudah tak asing dengan program akselerasi atau percepatan pembelajaran. Dengan masuk dalam kelas khusus akselerasi, siswa-siswi yang cerdas dan bernilai tinggi akan mendapatkan materi pembelajaran yang dipadatkan sehingga mereka akan lebih cepat meraih kelulusan. Nah, sedikit berbeda dengan kelas khusus akselerasi SMAN 1 Dander pada dua tahun ini telah menerapkan Sistem Kredit Semester (SKS) yang juga memberikan peluang bagi siswanya untuk bisa lulus hanya dalam dua tahun saja atau lebih cepat dari yang seharusnya. Dalam pembelajaran SKS, semua siswa memulainya sama. Namun bagi siswa yang memang belajarnya lebih baik akan mendapatkan materi-materi baru lebih cepat dibandingkan teman-temannya. Berbeda dengan akselerasi, SKS tidak ada pemadatan materi secara khusus. Jadi semua tergantung pada siswanya sendiri. Semakin siswa baik dalam belajar semakin banyak materi pelajaran yang bisa ia selesaikan dengan cepat sehingga ia akan bisa lulus lebih cepat.
Pada angkatan tahun pelajaran 2019/2020, SMAN 1 Dander awalnya menseleksi siswa yang memiliki kemampuan belajar lebih baik dari siswa pada umumnya, dan terpilih 23 siswa dengan pembagian 17 siswa dari peminatan MIPA dan enam siswa dari peminatan IPS. Semua siswa yang sudah terpilih dapat menyelesaikan KD (kompetensi dasar) setiap mata pelajaran lebih cepat dari siswa reguler. Namun setelah memasuki semester ke empat, banyak siswa yang mengundurkan diri dari program percepatan dikarenakan beberapa hal diantaranya kondisi kesehatan yang kurang memadai untuk melakukan kegiatan yang padat, atau merasa kurang mampu ketika sudah memasuki KD di semester empat yang memang tingkat kesulitannya melebihi KD-KD sebelumnya. Perlu diketahui bahwa siswa yang mengikuti program percepatan dituntut untuk belajar semaksimal mungkin dan mampu memahami serta menyelesaikan setiap KD dengan waktu yang lebih cepat dari siswa reguler. Maka siswa harus mau waktu bermainnya dikorbankan untuk belajar secara mandiri sesering mungkin, berkonsultasi ke guru mata pelajaran atau belajar kelompok dengan sesama siswa percepatan. Tujuannya yaitu untuk bisa lulus lebih cepat hanya dalam waktu dua tahun.
Pada hari Jum’at (18/09/2020) Kepala Sekolah dengan Waka Kurikulum beserta Bapak/Ibu guru mata pelajaran mengadakan rapat pleno penentuan peserta didik proyeksi dua tahun lulus sebelum pelaksanaan ujian semester empat pada bulan Oktober. Pada rapat tersebut pembahasan yang utama terkait kemampuan siswa percepatan karena semakin sulit KD yang perlu diselesaikan kedepannya. Setelah berdiskusi akhirnya diputuskan siswa percepatan pada peminatan IPS digugurkan, dan menyisakan 10 siswa percepatan pada peminatan MIPA diantaranya dari kelas XI. MIPA 2 (Ardha Wahyuningtyas, Bella Tantia, Bintang Putra Mahardhika, Mirna Nurmala Maharani, Priyo Wahyudi dan Putri Dwi Juniyanti), dari kelas XI. MIPA 3 (Arizal Viki Praditiya dan M. Ilham Al Faridsi), dari kelas XI. MIPA 4 (Pingkan Dwi Fransisca Y.K.P. dan Regita Firdan Ukiasrida). Ke-10 siswa tersebut nantinya akan diobservasi lagi untuk melihat siswa yang benar-benar mampu untuk diproyeksikan lulus selama dua tahun. Hal yang perlu diperhatikan yaitu kesipan akademik dan non akademiknya, karena siswa yang diproyeksikan lulus dua tahun nantinya juga diwajibkan untuk melanjutkan kuliah ke PTN. (Rnd/Red)